GGSI - Gerakan Gadget Sehat Indonesia
Gerakan Gadget Sehat di inisiasi oleh Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya, Sp.BS(K) beliau merupakan Dokter Spesialis Bedah Saraf yang menamatkan pendidikan Spesialis Bedah Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Beliau menyelesaikan pendidikan terakhirnya pada jenjang Doktoral (S-3) di Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Bedah Saraf Universitas Sumatera Utara pada tahun 2012.
Gerakan Gadget Sehat Indonesia merupakan solusi dari salah satu dampak perkembangan teknologi, Indonesia akan memiliki ledakan bonus demografi pada tahun 2045, bonus demografi ini bisa menjadi peluang dan menjadi tantangan bagi negara ini, maka dari itu gerakan ini lahir untuk menjadi solusi bagi seluruh elemen masyarakat, agar lebih waspada bagaimana menggunakan gadget.
Gerakan Gadget Sehat Indonesia bersifat mandiri dan membuka peluang kerjasama bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang suku, agama dan ras.
Tujuan dari gerakan ini adalah :
1. Membangun kewaspadaan terhadap penggunaan gadget yang berlebihan
2. Memberi penyuluhan bagaimana dampak buruk dari gadget bagi kehidupan, jika tidak dikontrol dengan baik.
3. Memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana penggunaan gadget yagn baik
4. Memberikan konsultasi terkait kesehatan
5. Memberikan training atau pelatihan dalam ber-gadget sehat
6. Memberikan cara mencegah terjadinya kerusakan syaraf, tulang belakang dan otak.
Gerakan ini meliputi seluruh tingkatan usia, karena gadget juga merambah ke seluruh tingkatan usia, hadirnya gerakan ini merupakan solusi terbaik bagi ummat.
official@gadgetsehat.org
Latar Belakang
Indonesia Maju dan Sejahtera adalah cita-cita kita semua. Tapi, cita-cita itu akan terwujud jika kita semua bersama untuk Indonesia, dan sebaliknya cita-cita itu bisa menjadi bencana bagi kita, bila kita tak bersama.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa pada Juni 2022.
Dari jumlah tersebut, ada 190,83 juta jiwa (69,3 %) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-64 tahun), sedangkan ada sebanyak 84,53 juta jiwa (30,7 %) penduduk masuk kategori usia tidak produktif. Rinciannya, sebanyak 67,16 juta jiwa (24,39 %) penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan sebanyak 17,38 juta jiwa (6,31%) merupakan kelompok usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas).
Dari data tersebut, 190,83 juta jiwa penduduk Indonesia adalah kategori produktif. Ini tentu menjadi bonus demografi bagi kita semua warga negara Indonesia. Bonus ini bisa menjadi sebuah penopang kekuatan, dan bisa berdampak bencana jika kita semua tidak sadar.
Bonus demografi memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi dan kualitas produktif generasi muda. Kemajuan teknologi ini seperti pisau bermata dua, satu sisi fungsinya bisa positif, tapi memiliki dampak besar terhadap kesehatan generasi muda.
Pada dasarnya, teknologi lahir untuk memberikan kemudahan, kemurahan dan keefektifan dalam menjalankan aktifitas kita. Namun, teknologi yang komplit khususnya di gadget smart phone perkembangan dan penetrasinya sangat cepat, penyebarannya sangat luas pada kurun waktu 15 (lima belas) tahun terakhir ini.
Seperti rilis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen Kominfo) sebanyak 89 % atau 167 juta penduduk di Indonesia menggunakan ponsel pintar atau smartphone. Sementara, pada awal tahun 2022 ini berdasarkan laporan dari perusahaan riset Data Reportal mengatakan jumlah perangkat seluler yang terkoneksi di Indonesia mencapai 370,1 juta. Jumlah tersebut meningkat 13 juta atau 3,6 persen dari periode di tahun sebelumnya.
Dari data tersebut, apakah semua ini akan menunjang masa depan yang maju dan sejahtera untuk semua? Tantangan itu harus bisa kita jawab dengan peningkatan kualitas kehidupan di masa depan.
Apabila mengerucut kepada hubungan antara perkembangan teknologi gadget dengan kualitas kehidupan, khususnya dalam daya tahan fisik dan produktifitas generasi produktif. Beragam lembaga survey, menunjukkan dampak menurunnya kualitas mental serta fisik yang dimiliki generasi muda.
Salah satu survey yang dikutip dari Survey Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), yang diolah Litbang Kompas/DEB/LO9. Survey ini sendiri dilaksanakan pada pada 8 Maret-30 November 2021 dengan responden sebanyak 5.664 kepada pengasuh utama-remaja usia 10-17 tahun di 34 provinsi se Indonesia.
Di dapati sebanyak 36,3 % remaja laki-laki usia 10-13 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Sedangkan diusia yang sama, masih berdasarkan survey tersebut, perempuan mengalami masalah kesehatan mental sebanyak 34,2 %. Selanjutnya, untuk usia di atasnya, yakni remaja laki-laki usia 14-17 tahun memiliki permasalahan mental sebanyak 33 %, sedangkan remaja perempuan di usia yang sama lebih tinggi dari laki-laki sebanyak 36,2 %.
Ditinjau dari kualitas kesehatan fisiknya, menurut guru besar ilmu bedah syaraf Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Ridha Dharmajaya menemukan beragam kasus akibat kecanduan gadget, salah satunya penyakit penjepitan syaraf leher.
Menurut Prof Ridha Dharmajaya – inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia-, gangguan ini semula dialami oleh kalangan usia 50 tahun ke atas, tapi dua tahun terakhir ini ditemukan pasien berusia 14 tahun mengalami syaraf leher kejepit. Saat didalami penyakitnya, diketahui ternyata memiliki riwayat penggunaan gadget berlebihan di mulai dari belajar daring hingga dilanjutkan bermain game lebih dari 8 jam per hari.
Ancaman tersebut bisa menjadi bencana di tengah bonus demografi Indonesia, sebab Indonesia Emas 2045 harus diperkuat mulai saat ini di tengah bonus demografi. Indonesia akan menjadi negara kuat dan maju, jika seluruh generasi usia produktifnya diberikan pehaman literasi terhadap penggunaan gadget sehat.
Guna mencegah terjadinya bencana di tengah bonus demografi dan sejumlah kekhawatiran lainnya, Prof Ridha Dharmajaya harus berbuat sesuatu demi keselamatan generasi produktif di masa depan.
Lahirlah people power yang dinamai Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI). GGSI butuh Anda untuk Indonesia.
Tentang Kami
GGSI Gerakan Gadget Sehat Indonesia adalah organisasi kesehatan yang berkomitmen untuk memberikan informasi kepada warga Indonesia tentang penggunaan gadget yang benar. Kami ingin melindungi generasi muda Indonesia dari kerusakan syaraf dan tulang punggung. Bersama-sama, mari kita selamatkan generasi penerus bangsa Indonesia.
Kontak
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut